Langsung ke konten utama

Janji Sebelum Hijrah



Kalau putusnya sadar karena pacaran haram, lalu Bagaimana hukumnya janji yang sudah terlanjur terucap dulu?
Apakah haram, atau harus ditepati?
.
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Dear, Alila coba jawab pertanyaan diatas ya 😉
.
"Tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat” (HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadits diatas, bahwa ingkar janji adalah perbuatan yg memasukkan kita kepada golongan orang-orang munafik. Maka setiap janji yang kita ucap, haruslah ditepati.
.
Tapi.. Kalo janjinya waktu dulu pacaran gimana? Kan pacaran dosa..
Dear.. Menepati janji yang sudah kita ucapkan itu wajib, namun janji yg dimaksud adalah perihal yang tidak bersinggungan dengan syariat.
.
Kalau janjimu saat pacaran, misal janji akan setia selama-lamanya, janji mau nge-date, janji memberikan hadiah peluk (iwh). Tapi belum terlaksana, sampai sekarang, karena sudah keburu putus, yaa alhamdulillah. Maka janji itu wajib ditinggalkan. Karena janji yang dibuat itu melanggar syariat, dan juga sudah tidak relevan. Mungkin dulu kamu mengucapkan itu kala tidak tahu hukum pacaran, maka ketika kamu tahu itu salah, segera tinggalkan.
.
Maka, jangan sembarangan membuat janji ya dear.. Apalagi janji untuk maksiyat, beraaat 😢
Allah berfirman:
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu ’sesungguhnya aku akan mengerjakan esok,’ kecuali (dengan mengucapkan) insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah ‘mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.” (QS Al-Kahfi: 23-24)
.
Mudah2an kita tidak tergolong sebagai orang-orang yang munafik 😇
.
#HijrahBarengDoi ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarah Hadist Arba'in 1 | Urgensi Niat - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc,...

Dauroh 'Mengenal Asma'ul Husna' Sesi 2 - Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.

Perjanjian Yang Kuat Dalam Islam

PERJANJIAN YANG KUAT Diantara perjanjian yang paling kuat adalah pernikahan, karena akad nikah adalah perjanjian dengan nama Allah, dan Allah menyebutnya sebagai perjanjian yang kuat. Allah 'azza wa jalla berfirman, وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا . "Dan isteri-isterimu telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." [An-Nisa: 21] Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, فَاتَّقُوا اللَّهَ فِي النِّسَاءِ فَإِنَّكُم أَخَذتُمُوهُنَّ بِأَمَانَةِ اللَّهِ وَاستَحلَلتُم فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ . “Bertakwalah kepada Allah dalam memperlakukan para wanita, karena kalian telah mengambil mereka (sebagai istri) dengan perjanjian Allah dan menghalalkan hubungan suami istri dengan kalimat Allah.” [HR. Muslim dari Jabir radhiyallahu’anhu] Dan setiap perjanjian adalah amanah, maka para istri adalah amanah Allah di pundak suami untuk diperlakukan dengan baik, dan kelak Allah 'azza wa jalla akan meminta pertanggung jawaban atas amanah ini di hari kiamat. Al-Ima

Ceramah Singkat : Allah Berikan Dunia Kepada Orang Kafir - Ustadz Dr. Fi...

Kajian Kitab : Syarah Kitab Shahih Bukhari Kajian Ke-30 - Ustadz Dr. Fir...

Apakah Amalan Yang Gugur Bisa Kembali - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, ...

Kajian Umum : Fiqh Bermedia Sosial - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, M.A.

Khutbah Jumat : Kemuliaan Sholat Malam - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc,...

Kajian Sirah Bahtera Nabi Nuh - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, M.A.

Kajian Umum : Hijrah, Sejarah Dan Ibroh - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc...