Langsung ke konten utama

Sholat Gerhana 31 Januari 2018 • Aulia Izzatunisa

IN SYAA ALLAH PADA HARI RABU TANGGAL 13 JUMADIL ULA 1439 H. YANG BERTEPATAN DENGAN TANGGAL 31 JANUARI 2018 M. AKAN TERJADI GERHANA BULAN TOTAL
.
a. Awal Gerhana Bulan : pukul 18:48:27 WIB
b. Mulai Total Gerhana : pukul 19:51:47 WIB
c. Pertengahan Gerhana : pukul 20:29:49 WIB
d. Akhir Total Gerhana : pukul 21:07:51 WIB
e. Akhir Gerhana : pukul 22:11:11 WIB
.
a. Mulai Takbir : pukul 18.50 WIB, Shalat Isya 19.30 WIB
b. Shalat Gerhana : pukul 20.00 WIB
.
KAIFIYAH (TATA CARA) SHALAT GERHANA
.
Shalat Kusuf (di waktu ada Gerhana Matahari) dan Khusuf (di waktu ada Gerhana Bulan)
.
Hal Yang Berkaitan Dengan Terjadinya Gerhana
Pada waktu terjadinya selain Shalat Gerhana dua raka'at, ada perintah:
1- Berkhutbah (seperti khutbah Jum'at, tetapi tidak ada duduk antara dua khutbah, hanya sekali khutbah) setelah shalat dengan memberi nasihat apa yang perlu di waktu itu, menerangkan kekuasaan Allah Azza wa Jalla yang Maha Besar, dan mengingatkan, bahwa gerhana itu terjadinya bukan karena mati atau hidup seseorang, melainkan salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. yang ditunjukkan kepada kita.
2- Membanyakan menyebut asma Allah (bertakbir) dengan mengingat kekuasaan-Nya.
3- Berdo'a meminta sekalian apa yang hendak diminta, dan minta ampun dari dosa.
4- Bershadaqah
5- Memerdekakan hamba sahaya, kalau ada.
.
Cara Shalat Gerhana:
Shalat gerhana itu, dua raka'at berjama'ah dengan tidak ada adzan dan iqomah. Shalatnya seperti Shalat Shubuh, tetapi di tiap-tiap raka'at ditambah satu ruku', yaitu sesudah bangkit dari ruku' dengan membaca "Sami'allahu liman hamidah" dan "Rabbanaa walakal hamdu" terus berdiri dan dilanjutkan membaca al-Fatihah dan Surat lagi, sesudahnya kemudian ruku' lagi, lalu bangkit dari ruku', lalu sujud lalu duduk lalu sujud, demikianlah selanjutnya dalam raka'at kedua. Jadi Shalat Gerhana itu dua raka'at dengan empat ruku' dan empat sujud.
.
Dalil-dalil Shalat Gerhana
.
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَبَعَثَ مُنَادِيًا بِالصَّلاَةُ جَامِعَةٌ، فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِى رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha (berkata): "Bahwasanya Matahari terjadi gerhana pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau mengutus penyeru mengajak orang-orang berkumpul untuk shalat, kemudian beliau berdiri shalat empat ruku' dalam dua raka'at dan empat sujud". [H.R. al-Bukhari: 1066 & Muslim: 2131]
.
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى الْمَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ، فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قِرَاءَةً طَوِيلَةً ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: « سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ » . ثُمَّ قَامَ فَاقْتَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً هِىَ أَدْنَى مِنَ الْقِرَاءَةِ الأُولَى ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً هُوَ أَدْنَى مِنَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ثُمَّ قَالَ: « سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ». ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ فَعَلَ فِى الرَّكْعَةِ الأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى اسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ ، وَانْجَلَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ قَالَ: « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ »
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata: Pernah terjadi gerhana Matahari pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Raslullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar ke masjid kemudian berdiri dan bertakbir dan orang-orang pun berbaris di belakangnya, lalu beliau membaca dengan bacaan yang panjang kemudian takbir sambil ruku' dengan ruku' yang panjang, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengucapkan 'Sami'allahu liman hamidah, rabbanâ lakal hamdu' lalu beliau berdiri lalu membaca dengan bacaan yang panjang tetapi kurang dari bacaan yang pertama, kemudian takbir sambil ruku' dengan ruku' yang panjang tetapi kurang dari ruku' yang pertama, (kemudian mengangkat kepalanya) sambil mengucapkan 'Sami'allahu liman hamidah, rabbanâ lakal hamdu' lalu beliau sujud (dua kali sujud) kemudian beliau melakukan pada raka'at yang selanjeutnya seperti itu hingga sempurna dikerjakan empat raka'at dan empat sujud dan gerhana Matahari pun berakhir sebelum beriau berpaling, kemudian beliau berdiri dan berkhutbah memuji dan menyanjung Allah sengan sepantasnya, dan beliau bersabda: "Sesungguhnya Matahari dan Bulan dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak gerhana dikarenakan kematian dan hidupnya seseorang, maka apabila kalian melihatnya hendaklah bersegera melaksanakan shalat (gerhana)". [H.R. al-Bukhari: 5197 & Muslim: 2129]
.
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم جَهَرَ فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِى رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha (ia berkata): "Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan bacaannya pada shalat gerhana, beliau shalat empat ruku' dalam dua raka'at dan empat sujud" [H.R. al-Bukhari: 1065 & Muslim: 2131]
.
Anjuran Bershadaqah, Istighfar, Dan Dzikir Pada Kejadian Gerhana, Dan Keluar Waktu Selesai Shalat Dengan Keadaan Terang
.
عَنْ أَسْمَاءَ رضي الله عنها قَالَتْ: لَقَدْ أَمَرَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم بِالْعَتَاقَةِ فِى كُسُوفِ الشَّمْسِ
Dari Asma' Radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Sungguh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan memerdekakan hamba sahaya pada hari terjadi gerhana Matahari". [H.R. al-Bukhari: 1054]
.
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا »
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha: Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Matahari dan Bulan itu dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak terjadi gerhana dikarenakan kematian dan hidupnya seseorang, maka apabila kalian melihatnya hendaklah berdo'a kepada Allah SWT., bertakbir, shalat, dan bershadaqah". [Muttafaq Alaih]
.
عَنْ أَبِى مُوسَى رضي الله عنه قَالَ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ ، فَقَامَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فَزِعًا ، يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ ، فَأَتَى الْمَسْجِدَ ، فَصَلَّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ رَأَيْتُهُ قَطُّ يَفْعَلُهُ وَقَالَ « هَذِهِ الآيَاتُ الَّتِى يُرْسِلُ اللهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِ عِبَادَهُ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ »
Dari Abu Musa Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Telah terjadi gerhana Matahari, (di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka Nabi saw. berdiri dengan terkejut, beliau khawatir terjadi kiamat, lalu beliau menuju masjid, kemudian beliau shalat dengan berdiri, ruku', dan sujud yang sangat lama, saya melihat beliau melakukannya, kemudian beliau bersabda: "Ini adalah tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang Allah tunjukkan bukan dikarenakan kematian seseorang dan hidupnya, tetapi Allah pemperingatkan hamba-hamba-Nya dengannya, maka apabila kalian melihat sesuatu dari itu maka bersegeralah bangun untuk mengingat-Nya, berdo'a kepada-Nya, dan memohon ampun (dari dosa dan kesalahan) kepada-Nya". [H.R. al-Bukhari: 1059 & Muslim: 2156]
Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Ketika Ada Petir

Muslimah Cantik Indonesia, Di musim penghujan seperti ini geledek, petir dan halilintar seringkali muncul tak terduga. Seperti datangnya hujan yang tak terkira. Sebagian orang mengatakan bahwa hujan adalah petanda turunnya rahmat. Karena air itu sendiri merupakan unsur terpenting dalam kehidupan. Akan tetapi jikalau volume air diluar kemampuan daya tampung maka tak ayal lagi air hujan berubah menjadi suatu hal yang menghawatirkan. . Kekhawatiran itu tidak hanya karena air hujan, tetapi juga dampak yang setelahnya. Masuk angin, badan meriang, banjir dan lain sebagainya. Akan tetapi kekhawatiran itu masih bersifat praduga adanya. Berbeda dengan kekhawatiran yang timbul akibat datanya geledek ataupun petir yang diawali dengan secercah cahaya menyilaukan. Biasanya orang-orang lantas berkomat-kamit menyebut dan berdoa. Adapun doa yang sesuai dengan kondisi ini adalah: . اَلًلهُمَ لا تقتلنا بغضبك ولا تهلكنا بعذابك وعافنا قبل ذلك . Allahumma la taqtulna bighadhabika wala tuhlikna bi’adzabika ...

Jangan Menghina Pemimpin, Walau Dia Buruk • Aulia Izzatunisa

#Jangan Menghina Pemimpin MU !!! Tahu kah anda bahwa pemimpin itu cerminan dari Rakyatnya.. Allah ﷻ berfirman yang artinya; “Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” [QS. Al An’am : 129] Apabila rakyat menginginkan terbebas dari kezholiman seorang pemimpin, maka hendaklah mereka meninggalkan kezholiman. (Syarh Aqidah Ath Thohawiyah, hal. 381, Darul ‘Aqidah). Rasulullah ﷺ telah berpesan kepada kita umat akhir zaman; “Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)”. [HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih]. Beliau ﷺ  juga bersabda, “Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen...

Kisah Nabi Yunus ‘Alaihissalam

Kisah Nabi Yunus ‘Alaihissalam Di daerah Mosul, Irak, terdapat sebuah kampung bernama Ninawa yang penduduknya berpaling dari jalan Allah yang lurus dan malah menyembah patung dan berhala. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memberikan petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus, maka Dia mengutus Nabi Yunus ‘alaihissalam untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah ‘Azza wa Jalla. Akan tetapi mereka menolak beriman kepada Allah dan tetap memilih menyembah patung dan berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk, mereka mendustakan Nabi Yunus ‘alaihissalam, mengolok-olok dan menghinanya. Maka Nabi Yunus pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewahyukan kepada Yunus untuk memberitahukan kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka karena sikap mereka itu setelah berlalu tiga hari. Lalu Nabi Yunus menyampaikan perihal adzab itu kepada kaumnya...

Akhirat

Apakah akhirat itu benar-benar akhir kehidupan? Dan tidak ada lagi kematian setelah itu? . Setiap manusia akan menghadapi lima tahapan kehidupan yaitu mulai dari [1] sesuatu yang tidak ada, kemudian [2] berada dalam kandungan, kemudian [3] berada di alam dunia, kemudian [4] memasuki alam barzakh (alam kubur) dan terakhir [5] memasuki kehidupan akhirat. Dan hari akhir inilah tahapan akhir kehidupan manusia. (Lihat Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah, Ibnu Utsaimin, 352) . Benarkah tidak ada kematian di akhirat? Ya, Kita kekal di dalamnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala : “Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada l...

Doa Paling Utama Dan Afdhol

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Do'a yang paling utama adalah do'a pada hari Arafah, dan do'a paling afdlal yang pernah aku dan para nabi sebelumku adalah: "LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU' (Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya) ." (HR. Malik) IG : @islam_nasehat Blog : www.islam-nasehat.tk

Hadits Ahmad No. 10918

"Kalian mengira bahwa hubungan kekerabatanku tidak bisa memberi manfaat untuk kaumku, demi Allah sesungguhnya hubungan kekerabatanku akan tetap bersambung di dunia dan di akhirat. Maka pada hari kiamat kelak didatangkan kepadaku suatu kaum yang diperintahkan untuk bergabung bersama dzatal yasar (golongan kiri yang akan masuk ke dalam neraka, pent) lalu seorang laki-laki berkata; '"Wahai Muhammad, saya fulan bin fulan, ' dan yang lain berkata; 'Wahai Muhammad saya adalah fulan bin fulan, ' maka aku katakan; 'Adapun masalah nasab aku telah mengetahuinya, akan tetapi kalian telah melakukan sesuatu yang baru dan murtad kembali kepada kekafiran sepeninggalku.'" (HR. Ahmad: 10918)

Kisah Nabi Syu’aib ‘Alaihissalam

Kisah Nabi Syu’aib ‘Alaihissalam Nabi Syu’aib ‘alaihissalam tinggal di kota Madyan yang letaknya di Yordania sekarang. Ketika itu, masyarakatnya kafir kepada Allah dan melakukan berbagai kemaksiatan, seperti membajak dan merampas harta manusia yang melintasi mereka. Mereka juga menyembah pohon lebat yang disebut Aikah. Mereka bermuamalah buruk dengan manusia, menipu dalam melakukan jual beli dan mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka bernama Nabi Syu’aib ‘alaihissalam. Beliau mengajak mereka beribadah kepada Allah dan tidak berbuat syirik, melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan serta melarang melakukan pembajakan, dan melarang berbuat buruk lainnya. Nabi Syu’ab ‘alaihissalam berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganl...

Hak Suami Atas Istri

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang wanita tidak boleh berpuasa ketika suaminya ada (di rumah) tanpa seizinnya, kecuali puasa ramadlan. (HR. Ibnu Majah)

JANGAN TERPEDAYA DENGAN GEMERLAP DUNIA

Bismillah JANGAN TERPEDAYA DENGAN GEMERLAP DUNIA.. !! رَغِيْفُ خُبْزٍ يَابِسٍ = تَأْكُلُهُ فِي زَاوِيَةْ “Sepotong roti kering yang engkau makan di pojokan….” وَكُوْزُ ماءٍ باردٍ = تَشْرَبُهُ مِنْ صَافِيَةْ “Dan secangkir air dingin yang kau minum dari mata air yang jernih….” وَغُرْفَةٌ ضَيِّقَةٌ = نَفْسُك...

Makanan Jin

T elah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id berkata, telah mengabarkan kepadaku kakekku dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, bahwa dia pernah membawakan sebuah kantung air terbuat dari kulit untuk wudlu' dan hajat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dia mengikuti beliau dengan membawa kantung air tersebut, beliau bertanya: "Siapakah ini?". Ia menjawab; "Saya Abu Hurairah". Maka beliau berkata: "Carikanlah aku beberapa batu untuk aku gunakan sebagai alat bersuci dan jangan bawakan aku tulang dan kotoran hewan". Kemudian aku datang dengan membawa beberapa batu dengan menggunakan ujung bajuku dan meletakkannya di samping beliau. Kemudian aku pergi. Ketika beliau telah selesai, aku berjalan bersama beliau bertanya; "kenapa dengan tulang dan kotoran hewan?". Beliau menjawab: "Keduanya termasuk makanan jin. Dan sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan jin da...