Waktu, sesuatu yang tidak terlihat namun sangat berarti dan sangat berharga. Apapun terjadi, bagaimanapun perasaan ditimbulkan, kita hanya bisa membiarkannya berlalu tanpa mampu mencegah.Semua di dunia ini mengikuti pusaran waktu. Tidak ada satupun luput daripadanya. Anda,mereka juga saya, tidak akan pernah mampu menahannya.Sedemikian berharganya waktu sehingga banyak sekali peringatan tentangnya disampaikan dalam kitab suci maupun diuntai dalam kata kata mutiara. Bahkan dalam kitab suci Al-Quran Allah secara jelas berfirman “Demi Waktu”, “Demi Waktu Fajar”, “Demi waktu Dhuha”, dan lain-lain. Semua ituseharusnya menyadarkan diri kita semua akan pentingnya, betapaberharganya serta sangat berartinya waktu dalam hubungan dengan Sang Pencipta, hubungan antar manusia, karir.
Jangan sia siakan waktumu untuk hal yang tidak sema sekali ada artinya belajar lah menghargai waktu karena waktu mu adalah hal yang berharga untuk dirimu
Jangan sampai kau menyesal karena kau tidak bisa memanfaatkan waktu mu dengan sebaik mungkin ingat Penyesalan datang di akhir 😰
😊👆👆👏👍💕💕💕💕
Muslimah Cantik Indonesia, Di musim penghujan seperti ini geledek, petir dan halilintar seringkali muncul tak terduga. Seperti datangnya hujan yang tak terkira. Sebagian orang mengatakan bahwa hujan adalah petanda turunnya rahmat. Karena air itu sendiri merupakan unsur terpenting dalam kehidupan. Akan tetapi jikalau volume air diluar kemampuan daya tampung maka tak ayal lagi air hujan berubah menjadi suatu hal yang menghawatirkan. . Kekhawatiran itu tidak hanya karena air hujan, tetapi juga dampak yang setelahnya. Masuk angin, badan meriang, banjir dan lain sebagainya. Akan tetapi kekhawatiran itu masih bersifat praduga adanya. Berbeda dengan kekhawatiran yang timbul akibat datanya geledek ataupun petir yang diawali dengan secercah cahaya menyilaukan. Biasanya orang-orang lantas berkomat-kamit menyebut dan berdoa. Adapun doa yang sesuai dengan kondisi ini adalah: . اَلًلهُمَ لا تقتلنا بغضبك ولا تهلكنا بعذابك وعافنا قبل ذلك . Allahumma la taqtulna bighadhabika wala tuhlikna bi’adzabika ...
Komentar
Posting Komentar