Langsung ke konten utama

Kisah Teladan - Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhuma Senantiasa Menginfakkan Apa yang Ia kagumi



Dari Nafi’ pelayan Ibnu Umar berkata, “Apabila Ibnu Umar sangat mengagumi sesuatu dari hartanya, niscaya ia akan mempersembahkannya kepada Allah Ta’ala.” Nafi’ berkata, “Dan hamba sahayanya mengetahui akan hal itu lalu ada salah seorang dari budak-budaknya bersemangat untuk beribadah di masjid, dan ketika Ibnu Umar melihat keadaan dirinya yang bagus tersebut, maka dia memerdekakan hamba tersebut, namun para sahabatnya berkata kepadanya, ‘Wahai Abu Abdurrahman, demi Allah, tidaklah mereka itu kecuali hanya membohongimu.’ Ibnu Umar menjawab, ‘Barangsiapa yang berdusta terhadap kami karena Allah niscaya kami tertipu karenaNya’.” ( Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam al-Hilyah, 1/294)

Ayyub bin Wa’il berkata, “Ibnu Umar diberikan sepuluh ribu riyal lalu ia membagi-bagikan harta tersebut, lalu keesokan harinya ia meminta makanan untuk binatang yang dikendarainya dengan harga satu dirham utang,” (Shifat ash-Shafwah)

Dan dari Nafi’ ia berkata, “Apabila Ibnu Umar membagi-bagikan tiga puluh ribu dalam suatu majelis, kemudian tiba bulan baru, pastilah ia tidak makan sepotong daging pun.” (Hayat ash-Shahabah)

Abu Nuaim meriwayatkan dari Muhammad bin Qais, ia berkata, “Tidaklah Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma makan kecuali bersama orang-orang miskin, hingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan tubuhnya.”

Dan dari Abu Bakar bin Hafsh, “Bahwasanya tidaklah Abdullah bin Umar makan dengan suatu makanan kecuali bersama seorang anak yatim.”

Dari Said bin Hilal berkata, “Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma sangat menginginkan makan ikan, namun orang-orang tidak menemukan ikan tersebut kecuali satu ekor saja, lalu istrinya menghidangkannya untuk dirinya, namun setelah masakan ikan itu diletakkan di hadapannya, datanglah seorang miskin di depan pintu, lalu Ibnu Umar berkata, ‘Berikanlah ikan tersebut kepadanya,’ istrinya pun berkata, ‘Subhanallah, kita dapat memberinya satu dirham, sedangkan engkau, makan saja ikan tersebut.’ Dia berkata, ‘Tidak, karena Abdullah bin Umar (maksudnya adalah dirinya) menyukai ikan tersebut, dan tatkala Ibnu Umar telah menyukai sesuatu niscaya dia tinggalkan hal itu untuk Allah sebagai suatu sedekah’.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarah Hadist Arba'in 1 | Urgensi Niat - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc,...

Dauroh 'Mengenal Asma'ul Husna' Sesi 2 - Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.

Perjanjian Yang Kuat Dalam Islam

PERJANJIAN YANG KUAT Diantara perjanjian yang paling kuat adalah pernikahan, karena akad nikah adalah perjanjian dengan nama Allah, dan Allah menyebutnya sebagai perjanjian yang kuat. Allah 'azza wa jalla berfirman, وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا . "Dan isteri-isterimu telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." [An-Nisa: 21] Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, فَاتَّقُوا اللَّهَ فِي النِّسَاءِ فَإِنَّكُم أَخَذتُمُوهُنَّ بِأَمَانَةِ اللَّهِ وَاستَحلَلتُم فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ . “Bertakwalah kepada Allah dalam memperlakukan para wanita, karena kalian telah mengambil mereka (sebagai istri) dengan perjanjian Allah dan menghalalkan hubungan suami istri dengan kalimat Allah.” [HR. Muslim dari Jabir radhiyallahu’anhu] Dan setiap perjanjian adalah amanah, maka para istri adalah amanah Allah di pundak suami untuk diperlakukan dengan baik, dan kelak Allah 'azza wa jalla akan meminta pertanggung jawaban atas amanah ini di hari kiamat. Al-Ima

Ceramah Singkat : Allah Berikan Dunia Kepada Orang Kafir - Ustadz Dr. Fi...

Kajian Kitab : Syarah Kitab Shahih Bukhari Kajian Ke-30 - Ustadz Dr. Fir...

Apakah Amalan Yang Gugur Bisa Kembali - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, ...

Kajian Umum : Fiqh Bermedia Sosial - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, M.A.

Khutbah Jumat : Kemuliaan Sholat Malam - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc,...

Kajian Sirah Bahtera Nabi Nuh - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, M.A.

Kajian Umum : Hijrah, Sejarah Dan Ibroh - Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc...